Klasifikasi Batubara
Batubara diklasifikasikan menjadi tiga jenis
utama yakni antracit, bituminous, dan lignit, meskipun
tidak jelas pembatasan diantaranya.
Pengelompokannya lebih lanjut adalah
semiantracit, semi-bituminous, dan sub-bituminous. Antracit merupakan
batubara tertua jika dilihat dari sudut
pandang geologi, yang merupakan batubara keras, tersusun dari komponen utama karbon dengan
sedikit kandungan bahan yang mudah menguap dan hampir tidak berkadar air. Lignit merupakan batubara termuda dilihat
dari pandangan geologi. Batubara ini merupakan batubara lunak yang tersusun
terutama dari bahan yang mudah menguap dan kandungan
air dengan kadar fixed carbon yang rendah. Fixed carbon merupakan karbon dalam keadaan bebas, tidak bergabung dengan elemen lain.
Bahan yang mudah menguap merupakan bahan batubara yang mudah terbakar yang
menguap apabila batubara dipanaskan.
Batubara yang umum digunakan, contohnya pada
industri di India adalah batubara bituminous dan sub-bituminous. Pengelompokan
batubara India berdasarkan nilai kalornya adalah sebagai berikut :
Batubara kelas D, E dan F biasanya tersedia bagi industri
India. Komposisi kimiawi batubara berpengaruh kuat pada daya pembakarannya.
Sifat-sifat batubara secara luas dik lasifikasikan kedalam sifat fisik dan
sifat kimia.
Sifat fisik dan kimia batubara
Sifat fisik batubara termasuk nilai panas,
kadar air, bahan mudah menguap dan abu.
Sifat kimia batubara tergantung dari
kandungan berbagai bahan kimia seperti karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur.
Nilai kalor batubara beraneka ragam dari
tambang batubara yang satu ke yang lainnya. Nilai untuk berbagai macam batubara diberikan dalam
Tabel dibawah.
Analisis batubara
Terdapat dua metode untuk menganalisis
batubara: analisis ultimate dan analisis proximate. Analisis ultimate
menganalisis seluruh elemen komponen batubara, padat atau gas dan analisis proximate
meganalisis hanya fixed carbon, bahan yang mudah menguap, kadar air dan
persen abu. Analisis ultimate harus dilakukan oleh laboratorium dengan
peralatan yang lengkap oleh ahli kimia yang trampil, sedangkan analisis proximate
dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana. (Catatan: proximate
tidak ada hubungannya dengan kata “approximate”).
Penentuan
kadar air
Penentuan kadar air dilakukan dengan
menempatkan sampel bahan baku batubara yang dihaluskan sampai ukuran 200- mikron dalam
krus terbuka, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 108 +20C dan diberi
penutup. Sampel kemudian didinginkan hingga suhu kamar dan ditimbang lagi. Kehilangan berat
merupakan kadar airnya.
Pengukuran
bahan yang mudah menguap (volatile matter)
Sampel batubara ha lus yang masih baru
ditimbang, ditempatkan pada krus tertutup, kemudian
dipanaskan dalam tungku pada suhu 900 + 15oC. Sampel kemudian didinginkan dan ditimbang. Sisanya berupa kokas (fixed
carbon dan abu). Metodologi rinci untuk penentuan kadar karbon dan abu,
merujuk pada IS 1350 bagian I: 1984, bagian III, IV.
Pengukuran
karbon dan abu
Tutup krus dari dari uji bahan mudah menguap
dibuka, kemudian krus dipanaskan dengan pembakar Bunsen hingga seluruh karbon
terbakar. Abunya ditimbang, yang merupakan abu yang tidak mudah terbakar. Perbedaan berat
dari penimbangan sebelumnya merupakan fixed carbon. Dalam praktek, Fixed
Carbon atau FC dihitung dari pengurangan nilai 100 dengan kadar air, bahan mudah menguap dan abu.
Analisis proximate
Analisis
proximate menunjukan persen berat dari fixed carbon, bahan mudah
menguap, abu, dan
kadar air dalam batubara. Jumlah fixed carbon dan bahan yang mudah
menguap secara langsung turut andil terhadap nilai panas batubara. Fixed
carbon bertindak sebagai pembangkit utama panas
selama pembakaran. Kandungan bahan yang mudah menguap yang tinggi menunjukan
mudahnya penyalaan bahan bakar. Kadar abu merupakan hal penting dalam
perancangan grate tungku, volum pembakaran, peralatan kendali polusi dan
sistim handling abu
pada tungku. Analisis proximate untuk berbagai jenis batubara diberikan
dalam table.
Fixed
carbon:
Fixed carbon merupakan bahan bakar padat yang tertinggal dalam tungku
setelah bahan yang mudah menguap didistilasi. Kandungan utamanya adalah karbon tetapi juga
mengandung hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen yang tidak terbawa gas. Fixed
carbon memberikan perkiraan kasar terhadap nilai panas batubara.
Bahan
yang mudah menguap (volatile matter):
Bahan yang mudah menguap dalam batubara
adalah metan, hidrokarbon, hydrogen, karbon monoksida, dan gas-gas yang tidak mudah
terbakar, seperti karbon dioksida dan nitrogen.
Bahan yang mudah menguap merupakan indeks
dari kandunagnbahan bakar bentuk gas didalam batubara. Kandunag bahan yang mudah menguap berkisar
antara 20 hingga 35%.
Bahan yang mudah menguap:
- Berbanding lurus dengan peningkatan panjang nyala api, dan membantu dalam memudahkan penyalaan batubara.
- Mengatur batas minimum pada tinggi dan volum tungku.
- Mempengaruhi kebutuhan udara sekunder dan aspek-aspek distribusi.
- Mempengaruhi kebutuhan minyak bakar sekunder
Kadar
abu
Abu merupakan kotoran yang tidak akan
terbakar. Kandungannya berkisar antara 5% hingga 40%. Abu:
- Mengurangi kapasitas handling dan pembakaran.
- Meningkatkan biaya handling.
- Mempengaruhi efisiensi pembakaran dan efisiensi boiler.
- Menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan.
Kadar
Air :
Kandungan air dalam batubara harus diangkut,
di-handling dan disimpan bersama-sama batubara. Kadar air akan menurunkan kandungan
panas per kg batubara, dan kandungannya berkisar antara 0,5 hingga 10%. Kadar
air:
- Meningkatkan kehilangan panas, karena penguapan dan pemanasan berlebih dari uap.
- Membantu pengikatan partikel halus pada tingkatan tertentu.
- Membantu radiasi transfer panas
Kadar
Sulfur
Pada umumnya berkisar pada 0,5 hingga 0,8%.
Sulfur:
·
Mempengaruhi
kecenderungan teradinya penggumpalan dan penyumbatan.
·
Mengakibatkan
korosi pada cerobong dan peralatan lain seperti pemanas udara dan economizers.
·
Membatasi
suhu gas buang yang keluar
Analisis Ultimate
Analsis ultimate menentukan berbagai
macam kandungan kimia unsur- unsur seperti karbon, hidrogen, oksigen, sulfur,
dll. Analisis ini berguna dalam
penentuan jumlah udara yang diperlukan untuk pemakaran dan volum serta komposisi gas pembakaran.
Informasi ini diperlukan untuk perhitungan suhu nyala dan perancangan saluran
gas buang dll. Analisis ultimate untuk berbagai jenis batubara diberikan
dalam tabel dibawah.
Penyimpanan, handling dan persiapan
batubara
Ketidaktentuan dalam ketersediaan dan
pengangk utan bahan bakar mengharuskan dilakukannya penyimpanan dan penanganan untuk kebutuhan
berikutnya. Kesulitan yang ada pada penyimpanan batubara adalah diperlukannya bangunan gudang penyimpanan,
adanya hambatan masalah tempat, penuruan kualitas dan potensi
terjadinya kebakaran. Kerugian kerugian kecil lainnya
adalah oksidasi, angin dan kehilangan karpet.
Oksidasi 1% batubara memiliki
efek yang sama dengan kandunag abu 1% dalam batubara. Kehilangan karena angin mencapai
0,5 – 1,0 % dari kerugian total.
Penyimpanan batubara yang baik akan
meminimalkan kehilangan karpet dan kerugian terjadinya pembakaran mendadak. Pembentukan
“karpet lunak”, dari batubara halus dan tanah, menyebabkan kehilangan karpet. Jika
suhu naik secara perlahan dalam tumpukan batubara, maka dapat terjadi oksidasi
yang akan menyebabkan pembakaran yang mendadak dari batubara yang disimpan. Kehilangan
karpet dapat dikurangi dengan cara:
- Mengeraskan permukaan tanah untuk penyimpanan batubara.
- Membuat tempat penyimpanan standar yang terbuat dari beton dan bata
Di
Industri, batubara di-handling secara manual maupun dengan conveyor.
Pada saat handling
batubara harus diusahakan supaya sesedikit mungkin batubara yang hancur membentuk
partikel kecil dan sesedikit mungkin partikel kecil yang tercecer.
Persiapan batubara sebelum pengumpana ke boiler merupakan tahap penting untuk mendapatkan pembakaran yang baik. Bongkahan
batubara yang besar dan tidak beraturan dapat menyebabkan permasalahan sebagai berikut:
- Kondisi pembakaran yang buruk dan suhu tungku yang tidak mencukupi.
- Udara berlebih yang terlalu banyak mengakibatkan kerugian cerobong yang tinggi.
- Meningkatnya bahan yang tidak terbakar dalam abu.
- Rendahnya efisiensi termal
0 komentar:
Post a Comment